Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Unilever akan memangkas sepertiga total tenaga kerjanya atau 3.200 karyawan di Eropa pada akhir tahun 2025. Hal ini terjadi setelah perusahaan FMCG yang berkembang pesat itu mengumumkan pemotongan biaya pada Maret tahun lalu.
Pemotongan biaya akan berdampak pada sekitar 7.500 staf di seluruh dunia dan 3.200 di Eropa, demikian laporan BBC, Sabtu (13/07/2024). Unilever telah mengakui bahwa mereka akan memulai proses konsultasi dengan pihak-pihak yang terkena dampak PHK di Eropa.
“Kami menyadari betapa besarnya kekhawatiran yang ditimbulkan oleh proposal ini di kalangan karyawan kami,” kata perusahaan itu dalam pernyataan tertulisnya.
Langkah perusahaan ini merupakan bagian dari upaya untuk menghidupkan kembali pertumbuhan di bawah kepemimpinan Hein Schumacher, yang akan mengambil alih jabatan CEO pada tahun 2023 setelah kinerja buruk perusahaan dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, tidak jelas di Eropa mana PHK akan dilakukan. Unilever diketahui berkantor pusat di London dan Rotterdam, tempat perusahaan tersebut memiliki dua kantor pusat selama beberapa dekade sebelum memutuskan untuk menggabungkan struktur hukumnya di Inggris pada tahun 2020.
Pada saat itu, perusahaan mengatakan perekrutan tidak akan terpengaruh.
“Langkah-langkah ini merupakan PHK terbesar yang dilakukan Unilever dalam beberapa dekade terakhir,” kata Hermann Soggeberg, kepala Dewan Pekerjaan Eropa Unilever.
Juru bicara Unilever mengatakan pada saat itu: “Pada bulan Maret, kami mengumumkan peluncuran program produktivitas komprehensif yang dirancang untuk mendorong fokus dan pertumbuhan melalui organisasi yang lebih efisien dan akuntabel,” katanya.
Rencana tersebut juga mencakup keputusan untuk memisahkan bisnis es krimnya, yang mencakup merek Wall’s, Ben & Jerry’s, dan Magnum. Unilever mengatakan perombakan ini akan membantu perusahaan melakukan lebih sedikit hal dengan lebih baik.
Di Inggris, perusahaan ini memproduksi es krim di North East Gloucestershire, Marmite dan Bovril di Burton-on-Trent, serta Pot Noodles di Newport, dan mempekerjakan total 6.000 orang.
“Dari sudut pandang pemegang saham, perubahan jelas diperlukan dalam bisnis yang berkinerja buruk,” kata manajer portofolio Oberon Investments, Jack Martin.
Unilever adalah salah satu perusahaan produk konsumen terbesar di dunia, termasuk merek kosmetik Dove, cairan pembersih Persil, dan body spray Lynx.
Pada bulan Mei, Unilever meminta maaf setelah Badan Lingkungan Hidup Inggris diberitahu bahwa air sabun telah salah dialihkan dari pabrik bubuk sabun ke sungai, sehingga menyebabkan polusi.