Bangkok, prestasikaryamandiri.co.id – Thailand akan berupaya melegalkan ganja untuk penggunaan medis. Hal itu disampaikan salah satu Wakil Perdana Menteri Thailand pada Selasa (23/7/2024).
Langkah ini menunjukkan pencarian rencana untuk membiayai kembali gedung tersebut. Pada tahun 2022, Thailand akan menjadi salah satu negara pertama di Asia yang melegalkan ganja.
Namun, hal tersebut dilakukan tanpa undang-undang atau aturan yang jelas. Keputusan tersebut menyebabkan ledakan penggunaan ganja untuk rekreasi dan pembukaan puluhan ribu toko dan penjual ganja, sehingga memicu kekhawatiran masyarakat mengenai penyalahgunaannya.
Wakil Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul, yang partainya memainkan peran besar dalam mendorong liberalisasi ganja, mengatakan Perdana Menteri Srettha Thavisin sekarang bahwa undang-undang mengizinkan tindakan yang diperlukan untuk diambil.
“Saya berterima kasih kepada perdana menteri karena mempertimbangkan masalah ini dan memutuskan untuk menyetujui undang-undang tersebut,” kata Anutin.
Pemerintah Thailand menyatakan bahwa penggunaan ganja adalah ilegal. Menteri Srettha mengatakan dia akan menuntut ganja karena kekhawatiran akan penyalahgunaannya, dengan pengecualian untuk penggunaan medis dan penelitian.
“Ini adalah masalah hukum dan akan dibahas di parlemen, jika ada undang-undang khusus,” kata Wakil Perdana Menteri Prommin Lertsuridej kepada Reuters.
“Apakah itu narkotika atau bukan, itu kewenangan DPR,” ujarnya.
Thailand mengalami pertumbuhan pesat dalam industri ganja dalam negeri, dan industri ini diperkirakan akan mencapai US$1,2 miliar pada tahun 2025.
Partai Bhumjaithai yang dipimpin Anutin, yang merupakan partai terbesar kedua dalam koalisi nasional, mendukung penggunaan marijuana karena alasan kesehatan dan ekonomi. Namun mereka tidak merekomendasikannya untuk penggunaan rekreasi.