Yogyakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Akses pembiayaan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi harapan bagi pengembangan usaha, peningkatan penjualan, dan peningkatan upaya pemasaran. Dengan permodalan yang mudah, UMKM dapat dengan mudah memberikan kontribusi nyata terhadap penghidupan mereka, termasuk perekonomian masyarakat setempat. Seperti halnya kawasan Yogyakarta yang menjadi tujuan wisata baik wisatawan mancanegara maupun domestik, Yogyakarta mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Hal ini merupakan sebuah peluang sekaligus tantangan bagi para pelaku usaha kecil dan menengah untuk mampu berkompetisi dan bersaing merebut hati para traveller di kota pelajar yang terkenal dengan budaya dan kulinernya yang lezat. Salah satu contoh nyatanya adalah kisah sukses Patmini, seorang ibu rumah tangga yang tergabung dalam Koperasi Simpan Pinjam dan Produksi Syariah (KSPPS) BMT Beringharjo di Kulonprojo, Yogyakarta, yang mampu membangun usahanya berkat akses permodalan dari LPDB. – Mitra KUMKEM.
Patmini, pemilik perusahaan keripik pisang Ranum, mampu mengembangkan usahanya secara signifikan setelah mendapatkan modal kerja melalui KSPPS BMT Beringharjo. Dulu produksi keripik pisangnya hanya dua kilogram per hari. Namun berkat peningkatan pembiayaan modal kerja melalui koperasi, kapasitas produksi Patmini kini meningkat signifikan hingga rata-rata 10 kilogram per hari.
Setelah mendapat sosialisasi terkait koperasi dari Dinas Koperasi dan UKM, Patmini memberanikan diri untuk ikut menjadi anggota koperasi dan akhirnya mendapatkan modal untuk mengembangkan usahanya.
“Selain itu, saya juga dapat memperluas pemasaran produk ke banyak toko oleh-oleh dan supermarket di Yogyakarta,” kata Patmini.
Dampak positif dana bergulir terhadap usaha mikro, kecil dan menengah
Keberhasilan Patmini menjadi bukti nyata bahwa modal kerja yang disalurkan melalui koperasi mampu memberikan dampak positif bagi UMKM. Selain untuk meningkatkan kapasitas produksi, modal kerja juga dapat digunakan untuk memperluas jaringan pemasaran. Karena dengan bertambahnya modal, UMKM bisa melakukan promosi yang lebih luas dan menjangkau pasar yang lebih besar. Selain itu, kualitas produk dapat ditingkatkan dengan membeli bahan baku yang berkualitas, sehingga produk yang diperoleh juga lebih baik. Hal ini berdampak pada peningkatan serapan tenaga kerja.
“Dulu semua produksi masih saya lakukan sendiri. Kini berkat tambahan pembiayaan dari perusahaan patungan LPDB-KUMKM, saya bisa mempekerjakan tenaga kerja untuk membantu produksi, penjualan, dan pengemasan per hari hingga Rata-rata 10 kilogram per hari.
Komitmen LPDB-KUMKM dalam mendukung pertumbuhan UKM
Direktur Utama LPDB-KUMKM Subomo memuji keberhasilan program dana bergulir dalam mendukung pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah.
“Kami sangat senang melihat dana bergulir yang kami salurkan dapat memberikan manfaat nyata bagi UKM seperti Ibu Patmini. Hal ini membuktikan bahwa dana bergulir merupakan alat yang efektif untuk meningkatkan permodalan koperasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat,” kata Sopomo.
Supomo juga menegaskan LPDB-KUMKM akan tetap berkomitmen menyalurkan modal kerja kepada koperasi di seluruh Indonesia.
Ia menambahkan: “Kami akan terus berupaya menjangkau usaha mikro, kecil dan menengah dan memberikan bantuan yang diperlukan, sehingga mereka dapat memperoleh manfaat dari modal kerja.”
Patmini berharap skema dana ini terus berlanjut dan semakin banyak UKM yang merasakan manfaatnya. Selain itu, ia juga berharap koperasi dapat memberikan bantuan yang lebih kuat kepada anggotanya, terutama dalam hal pengelolaan usaha dan pemasaran digital.
“Sebagai UMKM, kami berharap program akses permodalan ini terus berlanjut dan LPDB-KUMKM semakin dekat dengan UMKM,” harap Patmini.