Di era disrupsi teknologi dan globalisasi, informasi dan pergerakan manusia tidak dapat dibendung, meskipun semakin banyak pelajar yang memilih untuk belajar di luar negeri. Menurut laporan UNESCO, pergerakan pelajar global meningkat pesat dari 2 juta menjadi 6 juta dari tahun 2000 hingga 2020. Ratusan ribu anak muda Indonesia telah mendaftar menjadi diaspora di berbagai negara, termasuk Tiongkok. Laporan Kementerian Pendidikan Tiongkok menunjukkan bahwa pada tahun 2018, jumlah pelajar Indonesia menduduki peringkat ke-7 dengan jumlah 15.050 orang. Antara tahun 2004-2018 terjadi pertumbuhan yang signifikan. Laporan Perkembangan Pertukaran Budaya Tiongkok-Indonesia yang diterbitkan pemerintah Tiongkok menunjukkan tren peningkatan jumlah pelajar Indonesia yang belajar 3.750 pada tahun 2004, kemudian 4.616 (2005), 5.652 (2006) dan 6.590 (2007). . Jumlah tersebut meningkat dalam satu dekade berikutnya, dengan 14.986 siswa pada tahun 2017 dan 15.050 siswa pada tahun 2018, jumlah pelajar Indonesia di Tiongkok seringkali menduduki peringkat pertama atau kedua sebagai negara pengirim pelajar ke Tiongkok. . Pemeringkatan ini menunjukkan dominasi pelajar Indonesia dari kawasan ASEAN dalam minat belajar di Tiongkok. Di antara negara asal pelajar internasional asal Tiongkok, Indonesia menempati peringkat ke-4 dan ke-8 dunia. Hal ini menunjukkan persaingan dan besarnya minat pelajar Indonesia di tingkat global dalam memilih Tiongkok sebagai tujuan pendidikan. Faktanya, belum ada angka pasti berapa jumlah umat Islam Indonesia di Tiongkok. Namun referensi dari banyak organisasi Islam Indonesia seperti PCI NU di China, PCI Muhammadiyah, Perhimpunan Mahasiswa Muslim Shanghai (Perseason) dan organisasi Islam lainnya menunjukkan bahwa ratusan pelajar Muslim Indonesia memiliki sikap dakwah yang tinggi. Mahasiswa Muslim Tionghoa, Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Addin Jauharudin dan Dosen Ekonomi Universitas Negeri Jakarta Dianta Sebayar serta Wakil Sekjen HI. , Budy Sugandi, mahasiswa doktoral di Southwest University of China dan co-chair Y20-G20 Indonesia 2022, berkesempatan untuk berpartisipasi dalam China Economic and Social Forum 2024 dan forum ekonomi terpenting Tiongkok. Pameran Impor Internasional (CIIE) 2024 7-8 November di Shanghai. Forum tersebut diluncurkan oleh Dewan Ekonomi dan Sosial Tiongkok (CESC) di bawah naungan Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok (CPPCC) yang diselenggarakan hampir setiap tahun. 2 dekade. Forum ini mempertemukan peserta dari berbagai organisasi untuk bertukar ide dan pemikiran mengenai pembangunan ekonomi dan peradaban. Forum tersebut mencerminkan keterlibatan GP Ansor (nama GP Ansor) dalam memperkuat kerja sama internasional untuk mencapai pembangunan sosial dan ekonomi serta perdamaian dan kesejahteraan. Jaringan ini akan mampu menstimulasi manajemen rantai pasok (SCM) tidak hanya di tingkat nasional, namun juga di tingkat internasional, dan yang kita perlukan bukan sekedar mimpi, tapi kenyataan, seperti yang terjadi di Shanghai, salah satu negara terbesar di dunia. . dan kota-kota paling maju di Tiongkok secara langsung memahami cara melakukannya. Shanghai yang sangat strategis dari segi geografis tidak bergantung pada pihak lain untuk nasibnya. Kekuatan Shanghai terletak pada semangat kota ini untuk terus berinovasi, terutama di bidang teknologi, kecerdasan buatan (AI), dan energi terbarukan. Selain dari segi ekonomi, GP Ansor patut dianggap sebagai organisasi pemuda Nahdlatul Ulama yang memiliki lebih dari 8 juta anggota. Dalam gerakan pemuda di Indonesia. Jika ditarik dalam ranah pemikiran, setidaknya ada dua persamaan yang sama pentingnya antara GP Ansor dengan nilai-nilai yang dianut kuat oleh umat Islam Tionghoa. Pil pertama adalah semangat nasionalisme. GP Ansar telah menunjukkan semangat cinta tanah air dalam sejarah. Mereka mengisahkan tentang patriotisme Rianto, anggota GP Ansor (Banser) yang gugur syahid karena menjinakkan bom yang ditanam di sebuah gereja di Mojokerto, Jawa Timur. Secara psikologis, tindakan Riento menunjukkan sikap nasionalisme dan toleransi yang sudah berada pada tahap ketidaksadaran yang luar biasa. Dalam tradisi Muslim Tionghoa, ada tulisan – yang sering ditemukan di masjid – “爱国是信件下载下载 aiguojia shi Xinyang yibufen”. Maknanya kurang lebih sama dengan Habbul waton Minal Iman atau cinta tanah air sebagai bagian dari keimanan. Nilai ini merupakan salah satu poin penting agama Tionghoa. Setiap orang boleh beribadah asalkan tidak mengganggu orang lain dan tidak memaksakan keyakinannya kepada orang lain. Dalam tradisi GP Ansoor selalu dikaitkan dengan istilah al muhafadotu ala kodimis sholih wal aqdsu bil jadidil ashla. Hal ini kurang lebih berarti “melestarikan tradisi lama yang baik dan mengadopsi tradisi baru yang lebih baik”. Pada masa KH Wahid Hasim, pesantren seperti yayasan pendidikan GP Ansor mengalami transformasi yang signifikan. Pondok pesantren yang sebelumnya hanya fokus pada pendidikan agama, mulai mengalami perubahan dan memasukkan pendidikan umum, termasuk bahasa asing, ke dalam kurikulumnya. Hasilnya bisa kita lihat saat ini dengan banyaknya pesantren yang memasukkan kurikulum normal, bahkan menawarkan kelas internasional yang tidak kalah dengan lembaga pendidikan normal lainnya. Transformasi pesantren tidak boleh melupakan nilai sentral ajaran agama di Tiongkok, meski mengalami transformasi luar biasa di bidang teknologi dan ekonomi, namun tidak serta merta meninggalkan tradisi lamanya. “孔子Kongzi” atau ajaran Konfusius mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Tionghoa, termasuk umat Islam Tionghoa, hingga saat ini. Misalnya saja budaya selalu menjunjung dan menghargai orang tua, budaya pekerja dan budaya lainnya termasuk dalam berpakaian, bangunan-bangunan yang masih dilestarikan hingga saat ini termasuk masjid dengan arsitektur khas Tionghoa. Seiring dengan perubahan Tiongkok dan menjadi negara maju dengan berbagai pengaruh dan teknologi, Tiongkok tidak kehilangan identitasnya sebagai negara dengan sejarah panjang. Selain itu, Tiongkok telah mampu menerapkan konsep al muhafadhotu ala qodimis sholih wal akdzu bil Jadidil ashhlah dengan menggabungkan tradisi lama dan inovasi modern dengan partisipasi ketua umum dan staf Forum CESC GP Ansor di Shanghai. kerjasama teknik dan ilmu pengetahuan khususnya bagi generasi muda memberikan pesan tentang Mengingat Indonesia akan mencapai puncak bonus demografi pada tahun 2045, maka kerjasama ini diharapkan dapat memulihkan Indonesia dan memajukan bangsa di masa depan. Maka generasi muda usia produktif tidak akan terlewati. Generasi produk. Potensi bonus demografi harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi semaksimal mungkin agar bonus demografi tidak berjalan mundur. Kerja sama yang baik dengan berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan. Tiongkok, dengan beragam teknologinya, memainkan peran strategis dalam menentukan laju transformasi. Melalui kerja sama, kemajuan Indonesia dapat terwujud dengan cepat. Misalnya saja kerja sama pertukaran budaya, pendidikan, dan ekonomi. Selain itu, Indonesia mempunyai posisi strategis sebagai negara dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia. Pemuda Muslim Indonesia di Tiongkok bisa menjadi jembatan menuju masyarakat. Hal ini tidak hanya bersifat resmi, namun dapat menciptakan hubungan yang kuat antara masyarakat kedua negara. Partisipasi pemuda Muslim Indonesia di Tiongkok tidak hanya dalam bidang pendidikan, namun dapat menjadi agen perubahan untuk membangun hubungan yang lebih kuat antara Indonesia dan Tiongkok. Dapat menjadi jembatan untuk memperkenalkan nilai-nilai Islam Indonesia kepada generasi muda Muslim Indonesia di Tiongkok yang menjunjung tinggi nilai-nilai tausut (tanpa kekerasan), tawasun (seimbang), i’tidal (tegak lurus) dan tasamuh (toleran). Dalam praktiknya, keempat nilai tersebut dapat menjadi contoh bagi umat Islam di seluruh dunia, ke depan bangsa Indonesia mempunyai permasalahan besar, bagaimana memanfaatkan potensi besar yang dimiliki generasi mudanya menjelang agenda besar Indonesia di tahun 2045. . Salah satu kunci sukses di Indonesia adalah kerja sama dengan berbagai pihak. GP Ansor bisa menempatkan peran aktif pemuda muslim Indonesia di Tiongkok. Hubungan Indonesia-Tiongkok tidak hanya akan meningkatkan pembangunan ekonomi, namun juga berujung pada pertukaran budaya, termasuk nilai-nilai Islam. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, masa depan Indonesia bergantung pada bagaimana kita memupuk potensi generasi mudanya.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *