JAKARTA, prestasikaryamandiri.co.id – Badan Pusat Statistik (BPS) akan mempublikasikan neraca perdagangan September 2024 pada Selasa (15 Oktober 2024). Para ekonom memperkirakan akan ada surplus sebesar $2,92 miliar.
“Neraca perdagangan September 2024 diperkirakan meningkat sebesar $2,92 miliar dari surplus bulan sebelumnya sebesar $2,9 miliar,” kata Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede, Senin (14 Oktober 2024), kata investor.
Meskipun tingkat ekspor tahunan diperkirakan meningkat sebesar 9,21% tahun ke tahun, kinerja ekspor bulanan diperkirakan mengalami kontraksi sebesar -3,85% bulan ke bulan. Sementara itu, meskipun ekspor diperkirakan tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 13,8%, kinerja impor bulanan diperkirakan mengalami kontraksi sebesar -4,5%.
Ia mengatakan, kontraksi kinerja ekspor pada September dipengaruhi oleh penurunan harga batu bara yang rata-rata turun sekitar -4,5% pada September.
Selain itu, Indeks Manajer Pembelian (PMI) dari sebagian besar mitra utama Indonesia menunjukkan aktivitas manufaktur global terus menurun, dengan Amerika Serikat, Tiongkok, dan Eropa masih dalam fase kontraksi.
Mereka juga memperkirakan saldo transaksi berjalan akan meningkat menjadi 0,78% dari produk domestik bruto (PDB) pada akhir tahun 2024. Perkiraan ini didasarkan pada normalisasi harga produk secara bertahap dan potensi dampak melemahnya permintaan global.
Oleh karena itu, pemerintah harus mendorong kebijakan hilir untuk mengurangi ketergantungan transaksi berjalan terhadap harga komoditas, sehingga membantu mengurangi defisit. “Selain itu, serangkaian penurunan suku bunga kebijakan global pada tahun ini juga dapat memitigasi penurunan harga komoditas lebih lanjut sampai batas tertentu,” ujarnya.
Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalita Situmorang mengatakan surplus neraca perdagangan masih akan terjadi pada September 2024 karena harga minyak sawit dan batu bara masih tetap tinggi. tahun ini.
“Ke depan, pemerintah perlu memperluas pasar dan berperan lebih besar dalam rantai pasok global. Indonesia mempunyai posisi yang strategis dan mutlak, seperti pengolahan mineral bahkan semikonduktor, karena permintaannya akan sangat besar di masa depan,” katanya.
Sebelumnya, hingga Mei 2020, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus selama 52 bulan berturut-turut. Ekspor Indonesia pada Agustus 2024 mencapai US$23,56 miliar, meningkat 5,97% dibandingkan Juli 2024. 2024.