Vatikan, prestasikaryamandiri.co.id – Paus Fransiskus mengkritik Donald Trump dan Kamala Harris karena menentang kehidupan. Hal ini disebabkan oleh undang-undang imigrasi dan dukungan terhadap hak aborsi yang dilakukan dua kandidat pada pemilu presiden AS.
“Keduanya menentang kehidupan.” Yang satu menelantarkan migran, yang lain membunuh anak-anak, kata Paus Fransiskus, Jumat (13/9/2024).
Kata-kata tersebut ia ucapkan ketika diminta berbicara tentang pemilihan presiden Amerika yang akan datang oleh dua calon presiden Tuan Donald Trump dan Wakil Presiden Tuan Kamala Harris.
“Rakyat Amerika harus memilih di antara keduanya. Mereka harus berpikir dan mengambil keputusan sesuai dengan hati nurani mereka,” tambah Paus Fransiskus.
Tuan Trump dan Tuan Harris bahkan tidak membicarakan apa yang dikatakan Paus Fransiskus.
“Jelas bahwa ini adalah pendapat Paus dan saya tidak bisa berkata apa-apa lagi.” “Saya belum berkomunikasi dengan Paus mengenai pemilu mendatang,” kata juru bicara Gedung Putih Karin Jean-Pierre.
Trump sebelumnya berjanji akan menahan imigran ilegal dan mendeportasi mereka jika ia kembali ke Gedung Putih setelah pemilu November.
Calon dari Partai Republik juga membuka jalan bagi Mahkamah Agung AS pada bulan Juni 2022 untuk membatalkan Roe v. Wade pada tahun 1973, yang mengakui aborsi sebagai hak nasional bagi perempuan. Sementara itu, Wakil Presiden Harris telah berjanji untuk memulihkan hak ini.
Paus Fransiskus lebih banyak berbicara tentang isu-isu politik dibandingkan para pendahulunya. Ia juga berusaha membuat Gereja Katolik lebih transparan.
Ia sangat mendukung ajaran Gereja Roma bahwa aborsi adalah tindakan yang menghancurkan kehidupan manusia. Namun ia juga menekankan bahwa hal tersebut tidak lepas dari permasalahan kehidupan lainnya, seperti migrasi.
Paus Fransiskus mengucapkan kata-kata ini setelah menyelesaikan perjalanan apostolik selama 12 hari ke Asia-Pasifik, di mana beliau singgah di Indonesia, Papua Nugini, Timor Timur dan Singapura. Ini merupakan perjalanan terpanjang Paus Fransiskus dari segi waktu dan jarak sejak ia menjadi kepala Gereja Roma 11 tahun lalu.
Menurut American Pew Research Institute, jumlah pemilih Katolik yang memilih Biden dan Trump pada tahun 2020 hampir sama, yakni 50% dan 49%.