Beirut, prestasikaryamandiri.co.id – Pemimpin Hizbullah di Lebanon, Hassan Nasrallah, berjanji akan merespons tindakan Israel, apa pun konsekuensinya. Namun, dia menerapkan strategi hukuman dan memaksa Israel menunggu serangan balik.
“Pemerintah, tentara, dan masyarakat (Israel) semuanya menunggu dengan tidak sabar,” kata Nasrallah, Selasa (6/7/2024).
Dia mengatakan strategi Israel yang menunggu pembalasan dari kelompoknya adalah bagian dari perang.
“Kami belum pernah mengalami eskalasi sejauh ini, kami berjuang untuk mendukung Gaza, namun kami tetap memperhatikan kepentingan nasional Lebanon,” kata Nasrallah.
“Setiap kali komandan kami terbunuh, respons kami kuat dan sekaligus terukur,” tegasnya.
Namun, dia menekankan bahwa dengan terbunuhnya komandan Fouad Shukri di Dahiyeh, basis Hizbullah di pinggiran selatan ibu kota Beirut, kelompok tersebut akan bereaksi berbeda dibandingkan beberapa bulan terakhir. Shukri adalah tangan kanan Nasrallah di milisi Lebanon.
“Jawaban akan datang, kami dan poros perlawanan akan merespons dengan tegas,” tegas Nasrallah, yang menyebutkan sekutu anti-Israel seperti Iran, Hamas, dan Houthi.
Nasrallah memperingatkan bahwa semua pihak dapat melakukan pembalasan terhadap Israel pada saat yang sama, jika tidak, masing-masing kelompok akan merespons sesuai dengan tujuannya masing-masing.
Pada tanggal 30 Juli 2024, satu hari setelah pembunuhan Shukri, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh juga dibunuh di Teheran, Iran. Sejauh ini Israel tidak menyangkal atau mengakui tanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Dua pembunuhan berturut-turut telah meningkatkan ketegangan di Timur Tengah. Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei dan Korps Garda Revolusi Islam Iran menjanjikan tanggapan yang menyakitkan terhadap Israel. Sementara itu, Israel telah mengumumkan siap menyerang dan bertahan.