Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id- Fenomena jatuh tegangan pada sistem tenaga listrik di Indonesia sering terjadi sehingga dapat mengganggu sektor industri khususnya manufaktur yang membutuhkan pasokan listrik yang andal. Untuk itu Institut Teknologi Bandung (ITB) mengembangkan teknologi terbaru yang disebut dengan Dynamic Tegangan Restorer (DVR).
“Fenomena kedipan listrik tidak bisa sepenuhnya dihindari, namun dapat dimitigasi dengan menggunakan perangkat DVR,” kata Kepala Laboratorium Sistem Tenaga Listrik ITB di Sekolah Teknik Elektro dan Komputer (STEI), Dr. Nanang Hariyanto di bengkel. dengan topik “Fenomena getaran tegangan, analisa dan mitigasinya”, Selasa (20/8/2024).
Kilatan listrik biasanya terjadi dalam jangka waktu 3 hingga 30 rangkaian listrik atau setara dengan 60-600 milidetik (ms). Meski sangat singkat, hal ini dapat menimbulkan masalah pada industri seperti manufaktur, makanan, otomotif, layanan kesehatan, dan sektor lain yang bergantung pada pasokan listrik yang stabil dan andal. “Pasokan listrik yang tidak terputus adalah kunci untuk menjaga kelancaran operasional produksi 24 jam sehari,” kata Nanang.
Nanang mengatakan DVR lebih unggul dalam mendeteksi dan menstabilkan penurunan tegangan dalam waktu 0,002 detik tanpa terus-menerus menggunakan baterai. “Alat ini bekerja dengan cara menginjeksikan tegangan ke dalam sistem untuk mengkompensasi setiap gangguan yang mempengaruhi tegangan tersebut sehingga getaran tersebut tidak mengganggu produksi atau merusak peralatan,” ujarnya.
Sementara itu, dalam rangkaian seminar, diwujudkan kerjasama kemitraan yang ditandatangani oleh Dekan Fakultas Teknik Elektro dan Komputer ITB, Dr. Tutun Juhana dengan direktur PT Chint Indonesia Ace Chang. Pada kesempatan ini, PT Chint Indonesia memberikan satu set peralatan DVR untuk diuji di ITB.
Ace Chang mengatakan pihaknya berkesempatan melakukan penelitian bersama dengan ITB untuk menerapkan teknologi tersebut di Indonesia. “Kami berharap mahasiswa ITB dapat melakukan penelitian dengan peralatan DVR sehingga dapat meringankan permasalahan kelistrikan Indonesia,” kata Ace Chang.
Perangkat DVR dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama, yakni 100.000 siklus atau kurang lebih 15 tahun dibandingkan baterai yang biasanya perlu diganti setelah 3-5 tahun pemakaian.