Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Harga minyak internasional melonjak 2% pada perdagangan Senin (17/6/20204) hingga mencapai level penutupan tertinggi dalam sebulan lebih. Harga minyak naik minggu lalu karena investor menjadi semakin optimis terhadap permintaan.
Berdasarkan Reuters pada Selasa (18/6/2024), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik US$1,88 (2,4%) menjadi US$80,33 per barel, tertinggi sejak akhir April. Sementara harga minyak mentah Brent naik menjadi US$1,63 (2%0) menjadi US$84,25 per barel, tertinggi sejak April.
Pekan lalu, kedua indikator harga mencatat kenaikan mingguan pertama dalam empat minggu setelah laporan dari produsen OPEC+, yang disampaikan oleh Agency Energy Monitor dan American Energy Information, meningkatkan permintaan bahan bakar pada paruh kedua tahun ini dan membantu mengurangi persediaan.
Konfirmasi OPEC+ bahwa rencana peningkatan produksi mulai kuartal keempat 2024 dapat ditunda atau dibatalkan tergantung pasar juga membantu kenaikan harga. Rencana yang dipaparkan usai pertemuan kelompok pada 2 Juni lalu sudah mendapat banyak minat.
“Ekspektasi permintaan minyak yang kuat pada kuartal berikutnya dan janji Saudi untuk meningkatkannya pada bulan Oktober sesuai dengan kondisi musim dan meningkatkan perhatian terhadap kawasan untuk mengurangi dan melakukan perbaikan akan menghasilkan dukungan penuh,” kata Ole. Hansen. di Bank Saxo.
Pedagang minggu lalu menjual sebagian minyak yang mereka beli minggu lalu, demikian laporan Komisi Sekuritas dan Bursa AS pada Jumat (14/6/2024).
Data ekonomi Tiongkok telah mendukung ekspektasi permintaan minyak dari eksportir besar. Selain itu, harga minyak didukung oleh risiko geopolitik di Timur Tengah.
Ketakutan akan perang yang lebih besar di Timur Tengah terus berlanjut setelah tentara Israel pada Minggu (16/6/2024) mengatakan bahwa kekerasan lokal dari pasukan Hizbullah di Lebanon terhadap masyarakat Israel akan meningkat.