Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Sebuah pesawat Boeing 777-300ER Singapore Airlines dalam perjalanan dari London menuju Singapura harus melakukan pendaratan darurat di Bangkok, Thailand pada pukul 15.45 pada Selasa (21/5/2024).
Kepala Bandara Bangkok, Kittipong Kittikachorn, mengatakan pria Inggris berusia 73 tahun itu meninggal, dikatakan menderita serangan jantung yang mungkin disebabkan oleh turbulensi yang ditimbulkan oleh pesawat.
Namun menurut kutipan Cleveland Clinic berikut ini, serangan jantung tidak hanya disebabkan oleh turbulensi pada pesawat, ada faktor lain yang bisa menjadi penyebabnya.
1. Penyakit Arteri Koroner Penyakit arteri koroner terjadi ketika arteri yang memasok darah ke jantung menyempit atau tersumbat oleh plak aterosklerotik.
Plak ini terbentuk dari penimbunan lemak, kolesterol, kalsium dan zat lain di dinding pembuluh darah.
Seiring waktu, plak ini dapat mempersempit atau menyumbat arteri jantung sepenuhnya, sehingga mengurangi suplai darah dan oksigen ke jantung. Jika aliran darah sangat terganggu, serangan jantung bisa terjadi.
2. Riwayat Keluarga dan Faktor Genetik Faktor genetik memegang peranan penting dalam menentukan risiko seseorang terkena penyakit jantung.
Jika ada penyakit jantung di usia muda atau ada riwayat penyakit jantung dalam keluarga, risiko terkena kondisi yang sama meningkat. Beberapa gen dapat mempengaruhi kadar kolesterol darah atau kecenderungan terbentuknya plak aterosklerotik.
3. Risiko serangan jantung meningkat seiring bertambahnya usia. Secara umum, pria berusia 45 tahun ke atas dan wanita berusia 55 tahun ke atas berisiko terkena serangan jantung.
Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan zat berbahaya, seperti peningkatan lemak dalam darah, pengerasan pembuluh darah, dan penyempitan pembuluh darah seiring bertambahnya usia.
4. Gaya hidup tidak sehat: Gaya hidup tidak sehat seperti merokok, makanan berlemak, garam dan gula serta kurang olahraga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Secara khusus, merokok sangat berbahaya karena merusak dinding pembuluh darah, dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL).
Pola makan yang buruk dan kurang olahraga juga berkontribusi terhadap obesitas, tekanan darah tinggi dan diabetes, yang meningkatkan risiko serangan jantung.
5. Penyakit lain Banyak kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), diabetes dan obesitas dapat memberikan tekanan ekstra pada jantung. Tekanan darah tinggi meningkatkan beban kerja pada jantung dengan memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah.
Diabetes, apalagi jika tidak dikendalikan, merusak pembuluh darah dan mempercepat pembentukan plak aterosklerotik. Obesitas juga meningkatkan risikonya karena menyebabkan peradangan pada sistem, ketidakseimbangan hormon, dan peningkatan lemak dalam darah.
6. Aterosklerosis terjadi ketika arteri yang tidak tersumbat menyempit sehingga menyebabkan aliran darah di jantung menyempit atau tersumbat sementara. Hal ini dapat disebabkan oleh hal-hal seperti stres, penggunaan obat-obatan tertentu, atau kondisi kesehatan tertentu. Hal ini dapat menyebabkan angina atau serangan jantung jika tidak segera ditangani.
7. Diabetes Diabetes, terutama tipe 2, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung karena pengaruhnya terhadap sistem kardiovaskular. Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak dinding pembuluh darah, mempercepat pembentukan plak aterosklerotik dan menyebabkan peradangan kronis pada sistem pembuluh darah.
Selain itu, diabetes sering dikaitkan dengan faktor risiko lain, seperti obesitas, tekanan darah tinggi, dan ketidakseimbangan lipid.
8. Stres dan kesehatan mental Stres kronis dan masalah kesehatan mental, seperti depresi, dapat berdampak buruk pada kesehatan jantung seseorang.
Stres dapat meningkatkan tekanan darah, meningkatkan hormon stres dalam tubuh, dan mempengaruhi kebiasaan gaya hidup seperti pola makan dan olahraga. Depresi juga dikaitkan dengan perubahan fisik dan perilaku yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.