Yogyakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Kepala Pejabat Pengaturan Perilaku Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friederika Vidyasari Deo mengatakan, generasi milenial dan generasi Z (Gen Z) secara bersama-sama kedapatan melakukan pinjaman online (Pinjol) ilegal. ) dan investasi palsu.
Frederica mengatakan generasi ini adalah kelompok yang rentan secara finansial dan menghabiskan lebih banyak uang untuk hiburan dibandingkan tabungan atau investasi gaya hidup.
Sabtu (8/6/2024) Frederica mengatakan banyak anak muda yang terlilit utang karena menggunakannya berdasarkan kebutuhan konsumtif dan kebutuhan yang tidak rasional.
Kiki, yang akrab disapa Friederika Vidyasari Devi, mengatakan generasi milenial dan gen Z sedang menghadapi tantangan finansial. termasuk prinsip kamu-hanya-hidup-satu (YOLO) dan takut ketinggalan (FOMO)
Gaya hidup Fomo serasa ketinggalan jika tidak mengikuti tren. Sedangkan gaya hidup Yolo lebih banyak terfokus pada menikmati hidup secara maksimal dan bebas. Kedua kebijakan ini menyebabkan generasi baru mengambil keputusan yang buruk. Satu kebijakan tidak menyediakan dana darurat.
Menurut Kiki, sikap Fomo juga menjebak generasi muda pada investasi bodong. Sementara itu Tanpa pemahaman yang memadai tentang keuangan dan investasi Banyak dari kelompok-kelompok ini juga menjadi mangsa diktator. Mereka sering mempengaruhi dan meniru apa yang dilakukan idolanya. Termasuk nasihat keuangan
Ketua Umum Keluarga Alumni Departemen Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadja Mada (Kafegama) juga menghimbau mahasiswa untuk memahami berbagai aspek. perencanaan keuangan juga Karena mahasiswa adalah bagian dari generasi penerus bangsa yang akan membangun Indonesia.
Pasalnya, lebih dari separuh penduduk Indonesia merupakan generasi Z dan Milenial. Oleh karena itu, kelompok ini merupakan pemain ekonomi penting yang memerlukan pemahaman keuangan yang memadai, katanya.
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022 yang dilakukan OJK menunjukkan generasi muda Indonesia memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang rendah. Tingkat literasi keuangan penduduk usia 15-17 tahun sebesar 43%, sedangkan tingkat inklusi keuangan sebesar 69%. Angka ini lebih rendah dibandingkan tingkat literasi dan inklusi keuangan nasional sebesar 49,7% dan 85%, sesuai urutan.