Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id- Pemerintah tengah menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 berdasarkan prinsip tata kelola yang baik dan kehati-hatian. APBN tahun 2025 merupakan APBN transisi yang akan dilaksanakan oleh pemerintahan berikutnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penyusunan Kerangka Ekonomi Makro dan Prinsip Dasar Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) 2025 juga dirancang untuk menjaga keberlanjutan fiskal dan pembangunan nasional, khususnya dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Oleh karena itu, APBN tahun 2025 akan menjadi landasan yang kuat untuk mendukung rencana pembangunan menuju tujuan tersebut, kata Sri Mulyani dalam rapat paripurna di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (04/06/2024), seperti dikutip Investor Daily.

Ia mengatakan, APBN yang sehat, kredibel, dan berkelanjutan akan menjadi instrumen penting dalam menjaga kinerja perekonomian Indonesia serta meningkatkan kesejahteraan dan keadilan yang adil. 

Terlebih lagi, di tengah tantangan global yang masih sangat tinggi, KEM PPKF 2025 dirancang dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian, tetap fleksibel dan bertanggung jawab dalam memprediksi dinamika eksternal.

“Masih banyak pekerjaan rumah dan rencana pembangunan yang harus diselesaikan dan diselesaikan, yaitu tujuan mewujudkan Indonesia adil dan makmur. Ini merupakan cita-cita yang memerlukan kerja sama yang kuat dari seluruh elemen bangsa,” kata Sri Mulyani.

Diperkirakan penerimaan negara dalam APBN tahun 2025 mencapai 12,14% hingga 12,36% dari produk domestik bruto (PDB). Pengeluaran pemerintah berkisar antara 14,59% hingga 15,18% PDB.  Rasio utang Indonesia dijaga pada kisaran yang wajar, tepatnya pada kisaran 37,9% hingga 38,71% terhadap PDB. Sementara itu, kebijakan defisit APBN tahun 2025 ditetapkan antara 2,45% hingga 2,82% PDB untuk membiayai seluruh program prioritas pemerintahan baru.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *