Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Kendaraan listrik (EV) China disebut-sebut merugikan industri otomotif di Eropa. Hal ini disebabkan oleh tarif UE terhadap kendaraan listrik asal Tiongkok.

Analis politik Kresimir Macan seperti dikutip Xinhua, Minggu (6/6/2024) mengatakan, pengaruh Amerika Serikat (AS) terhadap tarif UE terhadap mobil listrik China tidak akan menguntungkan perekonomian Eropa.

“Secara historis, tarif ini terbukti merugikan perekonomian global dan akan terus berdampak negatif pada industri kendaraan listrik,” ujarnya.

Pada tanggal 14 Mei, Presiden AS Joe Biden mengumumkan tarif baru untuk beberapa produk yang diimpor dari Tiongkok, termasuk mobil listrik, selain tarif yang sudah berlaku berdasarkan Pasal 301. Pajak tambahan ini akan meningkatkan tarif impor dari Tiongkok hingga 100 tarif listrik Tiongkok. mobil. % tahun ini.

Pada bulan Oktober 2023, Komisi Eropa membuka penyelidikan anti-subsidi terhadap impor mobil listrik Tiongkok dan akan menentukan apakah tarif hukuman harus diberlakukan untuk melindungi produsen UE dari pesaing Tiongkok. Menurut statistik dari Federasi Transportasi dan Lingkungan Eropa, sekitar 20% atau 300.000 unit dari seluruh mobil listrik yang dijual di seluruh UE pada tahun 2023 akan dibuat di Tiongkok. 

Kemudian lebih dari separuhnya berasal dari produsen mobil Barat, seperti Tesla, Dacia, dan BMW, yang membuat mobilnya di Tiongkok untuk diekspor.

Meskipun ada potensi kenaikan tarif UE, Kresimir Macan yakin mobil listrik Tiongkok akan menemukan pasar di tempat lain, mengingat harga dan kualitasnya yang kompetitif. 

Dia mendesak UE untuk fokus pada kerja sama dengan Tiongkok daripada mengenakan tarif tinggi, dan menyatakan bahwa kerja sama akan membawa hasil yang lebih baik bagi pengembangan industri mobil listrik.

“Tarif yang tinggi merugikan kerja sama dan persaingan, namun kerja sama menguntungkan semua pihak dan selalu membuahkan hasil yang luar biasa,” kata Macan.

Macan berpendapat bahwa konsumen Eropa pada akhirnya akan menderita akibat kebijakan tarif UE yang hanya akan membuat produk-produk Eropa menjadi lebih mahal dan kurang maju secara teknologi. Menurutnya, hal ini akan membuat produk Eropa kurang diminati dibandingkan produk China.

“Hanya persaingan yang sehat untuk menghasilkan produk berkualitas dengan harga terjangkau yang dapat mendukung perekonomian dunia,” kata Macan.

Selain itu, Macan Tamil menyatakan kekhawatirannya mengenai dampak tarif yang lebih luas terhadap transisi ramah lingkungan global. Dia mengatakan tindakan seperti itu dapat melemahkan upaya memacu produksi mobil ramah lingkungan.

“Kerja sama dengan Tiongkok dan negara-negara lain di sektor ini lebih dari diperlukan untuk menyoroti produksi mobil listrik mutakhir dan berkualitas tinggi,” tutupnya. 

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *