Batavia, prestasikaryamandiri.co.id – Ruben Onsu memberi kabar terkini tentang kondisi kesehatannya usai menjalani pemeriksaan kesehatan di rumah sakit. Ia didiagnosis mengidap sindrom sadel kosong (ESS), sebuah masalah kesehatan langka yang terjadi pada struktur tulang di dasar tengkorak.

Dikenal tidak menderita Sindrom Kursi Kosong (ESS), Ruben Onsu juga pernah mengalami gangguan sumsum tulang belakang. Bahkan, pada Juni 2022, Ruben Onsu sempat dilarikan ke perawatan intensif.

Ruben Onsu mengaku jenazahnya masih berada di tim rumah sakit. Alasannya adalah saat-saat indah tidak pernah datang.

“Kesehatan saya sebelum menjalani hidup, karena kondisi ruang belajar yang udaranya dingin, sehingga saya harus berkonsultasi dengan tim dokter. Mereka ingin memastikan kondisi tubuh saya seperti apa, dari mata dan tubuh saya. Saya selalu diawasi oleh dokter” Ruben kata Onsu seperti dikutip, di kanal YouTube, Selasa (14/5/2024). 

Bahkan, Ruben Onsu memperkirakan dirinya membutuhkan waktu istirahat selama 45 detik jika kelemahannya kembali muncul.

“Kalau saya ada waktu dan tidak santai, penyakitnya bisa sampai 45 detik. Jadi istirahatlah sebentar,” ujarnya.

Diakui Ruben, saat penyakit itu menyerang 45 detik kemudian, yang pertama menyerangnya adalah matanya.

“Dalam waktu 45 detik, mataku jadi kacau, jadi aku harus berhenti melakukan apa yang aku lakukan. Jadi, ketika aku sampai di tempat kerja, aku masih harus berkoordinasi karena kalau aku tiba-tiba menjadi seperti itu, kamu harus mengerti ya? Itu dia. hal yang paling buruk tentang mengendarai mobil,” ulangnya.

Suami Sarwendah mengaku menyerahkan segalanya kepada Tuhan, apalagi saat Ruben Onsu menyadari perasaannya terhadap kesehatannya.

“Sedikit demi sedikit saya akan mulai berdamai dengan diri saya sendiri, saya tidak ingin bersedih. Karena saya percaya Tuhan memberi tahu saya cerita yang berbeda. Ini yang saya alami sekarang, saya bahkan tidak punya penyakit. yang saya minta maaf, dan ternyata saya hampir tidak hidup,” katanya sambil menangis.

“Saya serahkan semuanya kepada dokter, setiap dokter yang menjaga kesehatan saya seperti sahabat saya. Sebelum terlambat, saya serahkan nyawa saya kepada tim medis,” ujarnya sambil berlinang air mata . 

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *