Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pertama Selasa (16/4/24), turun 1,95% ke level 7.144,55 setelah anjlok lebih dari 2℅.
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan kinerja indeks pada awal pekan ini disebabkan meningkatnya konflik geopolitik di Timur Tengah pasca Iran menyerang Israel.
Manajer Penilaian Efek BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan geopolitik menjadi salah satu faktor global yang membawa indeks ke zona merah.
“Saya belum bisa bilang apakah berdampak. Namun yang terjadi secara umum adalah faktor tensi geopolitik yang mempengaruhi pergerakan indeks,” jelasnya kepada media di BEI, Jakarta, Selasa (16/4/2021). 24).
Newman melanjutkan, pandangan dunia ini mengarahkan investor untuk menginvestasikan uang dalam jumlah besar di pasar. Ide ini membuat IHSG semakin menguat dari waktu ke waktu. “Pasar akan bergerak sesuai kondisi saat ini,” ujarnya.
Berdasarkan catatan harian Investor, mantan Direktur Bursa Efek Jakarta Hassan Zain Mahmoud memberikan saran kepada investor untuk mengantisipasi dampak meningkatnya ketegangan negara di Timur Tengah, menyusul konflik bersenjata antara Iran dan Israel.
Menurut dia, sebagai proteksi, investor harus menambah sebagian modalnya. Namun jika ingin berinvestasi, investor bisa masuk ke reksa dana Surat Berharga Negara (SBN) atau obligasi jika harganya turun drastis.
Sementara itu, Kepala Investasi Nawasena Abhipraya Investama, Kiswoyo menyarankan investor untuk mulai kembali mencomot saham-saham blue chip saat IHSG mengalami penyesuaian akibat sentimen yang timbul dari konflik Iran-Israel. “Memang benar kami mengharapkan laporan keuangan emiten pada kuartal I 2024,” ujarnya.
Kiswoyo memperkirakan IHSG pekan ini akan melemah seiring sentimen global. Salah satunya adalah dampak ketegangan di Timur Tengah pasca konflik Iran dan Israel.