Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan tidak melanjutkan operasi yustisi untuk menindak pendatang baru. Sejak tahun 2018, langkah-langkah telah diambil untuk menghentikan penggerebekan identitas warga secara acak di berbagai lokasi di wilayah Jakarta.

Pendekatan berbeda dilakukan dengan mengoptimalkan peran pengurus daerah di tingkat terkecil yakni RT dan RV. Selain itu, upaya operasi yustisi dinilai tidak efektif dalam menangani masuknya warga baru ke Jakarta.

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Pemprov DKI, Budi Awaludin mengatakan, pihaknya kini lebih giat melakukan peninjauan lapangan, terutama pada warga yang memiliki dokumen identitas namun sebenarnya tidak memilikinya. Mereka tidak menetap dan tidak tinggal di wilayah Jakarta.

“Kami melakukan pembinaan dan pengawasan dari RT hingga RV, kami juga memberikan layanan penjemputan bola ke sekolah. “Hal ini dalam rangka melakukan kegiatan informasi publik tentang pengelolaan kependudukan yang baik, kami melakukan kegiatan informasi publik untuk pemutakhiran data Anda,” kata Budi dalam keterangan resmi yang diterima prestasikaryamandiri.co.id, Sabtu (20/04/2024).

Mulai April 2023, jelas Budi, pihaknya juga melakukan penataan dan penertiban dokumen kependudukan di wilayah Jakarta. Hasilnya, saat ini sudah ada 131.000 warga yang sudah mentransfer data dokumen kependudukan sesuai alamatnya.

Kesenjangan data kependudukan khususnya di DKI Jakarta telah menimbulkan sejumlah permasalahan, terutama dalam mengatasi permasalahan kesejahteraan sosial ekonomi, termasuk data penyaluran bantuan dan alokasi perumahan bersubsidi seperti apartemen sewa yang seharusnya diperuntukkan bagi penduduk tetap DKI Jakarta.

Budi juga mengatakan kedatangan wisatawan diperkirakan akan berkurang pasca kembalinya Idul Fitri 2024. Selain itu, ia menyebut jumlah penduduk baru di Jakarta pasca Idul Fitri 2024 hanya akan bertambah 10.000 hingga 20.000 orang.

Perkiraan tersebut merupakan hasil penghitungan data masuknya pendatang baru di Jakarta yang terus mengalami penurunan. Budi menjelaskan, pertambahan jumlah penduduk pasca Idul Fitri pada tahun 2022 tercatat sekitar 27.000 jiwa, sedangkan pada tahun 2023 hanya mencapai 25.000 jiwa.

“Kita lihat juga jumlah kedatangannya pada Januari (sampai) Maret 2024, Januari 9.000 orang, Februari 6.000 orang, dan Maret 6.000 orang.” Jauh dibandingkan rata-rata bulanan tahun 2022 dan 2023. Tahun 2022 rata-rata bulanan 12.000 orang, tahun 2023 sekitar 11.000 orang, kata Budi dalam keterangan yang diperoleh prestasikaryamandiri.co.id, Sabtu (20/04/2024). .

Budi mengatakan total penduduk pendatang baru di Jakarta akan mencapai lebih dari 151.000 orang pada tahun 2022. Angka tersebut akan menurun pada tahun 2023 yang tercatat hanya 136.000 orang.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *