Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pekan ini dibayangi sentimen perdagangan eksternal. Perhatian pemasar tertuju pada sentimen data inflasi AS yang akan dirilis akhir pekan ini. Selain itu, investor harus mewaspadai ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Setelah itu, Tiongkok juga akan merilis data pendapatan industri dan perkiraan PMI manufaktur yang akan berada di area pertumbuhan.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Riset Panin Sekuritas, Nico Laurens, meyakini perhatian pasar pada pekan ini akan tertuju pada jurus kebijakan moneter yang kemungkinan akan dipertahankan. Selain itu, Nico menyarankan investor untuk mewaspadai ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan posisi rupiah terhadap dolar AS.

“Jika tensi geopolitik terus meningkat, hal ini kurang baik bagi pasar karena investor cenderung mengurangi investasi pada aset berisiko. Kemudian, harga minyak juga akan naik sehingga inflasi bisa meningkat,” kata Nico kepada prestasikaryamandiri.co.id, Senin. (27/5/2024).

Selain itu, Nico mengatakan posisi rupiah juga mempengaruhi pergerakan pasar saham. Pasalnya, stabilnya posisi Rupiah dapat mengundang investor asing untuk menaruh dananya di pasar domestik Indonesia.

“Setelah itu perhatikan rupiah. Kalau rupiah stabil, dana investasi asing akan masuk. Kalau kita melihat informasi rupiah stabil, asing akan masuk. Kita bisa mengalokasikan aset kita ke pasar saham secara perlahan.” Niko.

Sebagai informasi, posisi rupiah pada Senin pagi hanya menyentuh level Rp 16.049 per dolar AS atau melemah 0,37%. Selanjutnya, IHSG berfluktuasi namun stabil di level psikologis 7.200. 

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *