Mojokerto, prestasikaryamandiri.co.id – Misbahul Uloom (63), seorang penjual biskuit keliling, tahun ini berangkat haji bersama istrinya Nur Khoirina (61). Warga Desa Modongan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur ini, bergabung dengan Pondok Pesantren Surabaya melalui usahanya selama 40 tahun.

Misbahul Ulum mengaku sudah mendaftar haji sejak akhir tahun 2011. Namun, dia tidak menerima bagiannya karena tidak mampu membayar uang muka.  “Daftar 2011 sudah habis, mungkin saya terdaftar tahun 2012. Waktu itu ada dana penyelamatan, saya tidak tahu berapa dana penyelamatannya. “Saya terlibat dalam dana penyelamatan saat itu,” katanya.

Setelah itu, kata dia, ia tidak menerima bagiannya karena tidak membayar. Durasi keringannya 3 tahun, kata Misbahul saat ditemui di rumahnya, Kamis (9/5/2024).

Untuk melunasi sebagian hajinya, ia menabung bukan di bank, melainkan di rumah dari penghasilan sehari-harinya dari berjualan kue. “Setiap 1-2 bulan sekali saya menyetor ke KBIH (Kelompok Pengelola Haji). Tahun 2022 saya daftar haji, tapi tidak bisa melunasinya,” kata Misbahul bersama istrinya.

Menurut Misbahul, ia setiap hari menabung Rp100.000 dari pendapatan bersihnya dari berjualan kerupuk. “Tidak cukup, berapa pun nilainya. Kalau untuk kebutuhan rumah tangga, mungkin dari ibu,” jelasnya.

Ia dan istrinya mempersiapkan ibadah haji dengan belajar setiap hari setelah sholat subuh. “Iya, saya jalan kaki sekitar 2 kilometer di pagi hari agar saya dan istri tetap sehat,” tutupnya.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *