Boyolali, prestasikaryamandiri.co.id – Gunung Merape di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Daerah Istimewa Jawa Tengah (Jateng) terus mengalami awan hangat turun menuju Sungai Bebeng. Warga setempat khawatir akan hal ini.

Sejak pukul 06.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB pada Senin (22/4/2024), Gunung Merape mengeluarkan 21 awan lava. Setelah awan hangat turun, Gunung Merapi kini masih dikelilingi awan tebal.

Sebanyak 12 kali guguran awan hangat terjadi pada pukul 06.00 WIB dengan jarak luncuran maksimum 1800 m, dan 9 kali guguran awan hangat terjadi pada pukul 12.00 WIB dengan jarak luncuran maksimum 1500 m.

Meski Gunung Merapi kerap mengeluarkan awan panas, para petani di Kabupaten Selo dan Boyolali, Jawa Tengah, tetap bercocok tanam dan beraktivitas seperti biasa.

Namun seringkali mereka sangat khawatir dengan kejadian awan panas.

“Kecemasan itu ada. Pada tahun 2010, Gunung Merape mengalami letusan dahsyat. “Semua warga di sini mengungsi ke Bandar Boyolali,” kata seorang petani di Selo, Boyoli Yatono, kepada prestasikaryamandiri.co.id.

Yatono mengatakan, pada erupsi tahun 2010 lalu, Gunung Merape tidak hanya terkena dampak abu vulkanik, namun juga merusak tanaman pangan dan peternakan.

“Iya, dulu banyak korbannya. Tanaman rusak akibat abu panas, ternak dan hewan ternak lainnya. Rumahnya juga rusak. Ya, jika saat ini masih kurang. “Meski kerusakannya minim, kami tetap waspada,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala BPBD Boolali Suratno mengatakan, aktivitas Gunung Merapi terus meningkat, mulai dari gunung berapi hingga helikopter.

Hingga saat ini Merapi masih terus mengalami keruntuhan awan panas, pengangkatan vulkanik dangkal hingga tektonik dalam, kata Suratno.

Suratno meminta tiga kawasan rawan bencana yakni Kampung Tlogolele, Jaraka, dan Kampung Klaka mewaspadai aktivitas Gunung Merapi.

“Di tiga desa tersebut, khususnya Dukukh Takeran dan Setablan, kita perlu waspada namun tenang. “Karena kedua desa ini paling dekat dengan puncak Gunung Merapi,” jelasnya.

Ia mengimbau masyarakat di wilayah Selo, mulai dari unsur pemerintah tingkat kecamatan, desa, desa tangguh bencana, relawan, dan tim pengawas desa, untuk meningkatkan persiapan menjelang aktivitas Gunung Merape.

“Kami menghimbau masyarakat untuk selalu siap sedia, termasuk relawan, tim jaga desa, dan desa tangguh bencana, khususnya di wilayah Selo yang aktivitas Merapi terus intensif,” tutupnya.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *