Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Makanan fermentasi merupakan salah satu jenis makanan yang melalui proses pengawetan dengan menambahkan gula, garam, dan alkohol sebagai bahan pengawet. Proses ini berlangsung dalam jangka waktu tertentu, bisa berhari-hari hingga bertahun-tahun, tergantung jenis makanan yang diolah.

Makanan fermentasi kaya akan probiotik, yaitu bakteri baik yang bermanfaat bagi kesehatan. Probiotik dalam makanan fermentasi membantu menjaga kesehatan pencernaan dengan mendukung keseimbangan mikrobiota usus.

Selain itu, mengonsumsi makanan berwarna dapat membantu menurunkan kadar gula darah, mengurangi risiko alergi, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Berikut delapan makanan tidak sehat, dari BBC Good Food, Jumat (25/10/2024).

1. Tempe Tempe merupakan produk fermentasi yang terbuat dari kacang kedelai yang telah dimasak sebelumnya, dikeringkan dan dicampur dengan ragi. Setelah dicampur ragi, kedelai dimasukkan ke dalam kantong agar mudah dikemas dan dibiarkan terfermentasi selama dua hingga tiga hari.

Pada akhir fermentasi, akan terbentuk zat berwarna putih yang menutupi permukaan kedelai sebagai tanda terjadinya fermentasi. Tempe tidak hanya kaya bakteri baik, tapi juga tinggi protein karena bahan utamanya adalah kedelai. Nutrisinya antara lain serat, isoflavon, vitamin B12, omega 3, fosfor, kalsium dan zat besi.

2. KimciKimci adalah makanan fermentasi Korea Selatan, biasanya dibuat dengan kubis Cina, daun bawang, daun bawang, mentimun, dan sayuran segar lainnya. Sayuran segar dibersihkan dan direndam dalam air asin sebelum dipadukan dengan bumbu kimchi yang mengandung garam, gula, dan cabai.

Karena fermentasi oleh sayuran, kimchi kaya akan bakteri baik, dekstrin, sulfida, isosianat, allisilin, asam glutamat, vitamin dan mineral. Berbagai senyawa dalam kimchi membantu menjaga kesehatan pencernaan, meningkatkan metabolisme, mencegah kanker, menurunkan kolesterol, dan melindungi kesehatan sistem darah.

3. Yogurt adalah susu hewani seperti susu atau susu nabati yang dicampur dengan bakteri asam laktat seperti laktobasilus dan streptokokus. Kandungan probiotik pada yoghurt sangat tinggi sehingga bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan pencernaan, terutama kesehatan usus.

4. Kombucha Kombucha merupakan minuman fermentasi yang terbuat dari campuran teh, gula, bakteri, ragi dan scoby. Scoby adalah zat yang tidak dapat dicerna yang dibentuk oleh campuran ragi, bakteri asam laktat, dan asam asetat. Kombucha memiliki rasa manis, asam dan sedikit dingin. Minuman ini kaya akan vitamin B, vitamin C, folat, asam asetat dan asam amino serta memiliki banyak antioksidan sehingga baik untuk peninggi badan.

5. NattoNatto adalah makanan Jepang yang terbuat dari kacang kedelai dan bakteri basil. Natto memiliki tekstur lengket yang unik dan sering disantap sebagai sarapan dengan nasi putih dan telur di Jepang. Natto kaya akan bakteri baik, protein, vitamin K, magnesium, dan zat besi yang mendukung pencernaan dan kesehatan jantung.

6. Keju Keju terbuat dari susu fermentasi atau susu nabati yang mengandung bakteri baik seperti rennet. Produk ini digabungkan menjadi suatu bentuk yang disebut keju. Keju kaya akan kalsium, fosfor, magnesium, seng, protein, vitamin A dan D, antioksidan, dan riboflavin. Kandungan keju ini bermanfaat untuk kesehatan jantung, otak, dan sistem kekebalan tubuh.

7. MisoMiso atau pasta kedelai adalah bumbu tradisional Jepang yang terbuat dari kacang kedelai, garam, dan koji. Proses fermentasi miso memakan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Nutrisi dalam miso antara lain protein, serat, lemak, karbohidrat, potasium, natrium dan vitamin K. Makan miso mendukung kesehatan pencernaan dan tekanan darah.

8. Sauerkraut (sauerkraut) Sauerkraut atau asinan kubis adalah makanan fermentasi khas Jerman yang terbuat dari kubis yang dicincang dan dicampur dengan garam. Kandungan probiotik dari proses fermentasi asinan kubis bermanfaat untuk menjaga kesehatan pencernaan.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *