Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Usai menunaikan ibadah haji, risiko tertular penyakit menular menjadi perhatian utama. Interaksi yang intens antara sesama jamaah haji dengan lingkungan sekitar selama ibadah haji dapat memicu terjadinya infeksi, seperti pilek, batuk, atau penyakit pernafasan.

Oleh karena itu, upaya pencegahan dan pemahaman gejala awal penyakit menjadi kunci menjaga kesehatan. Berikut lima penyakit menular yang patut diwaspadai saat kembali dari Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji.

1. Mers Middle East Respiratory Syndrome (MERS) merupakan salah satu varian penyakit infeksi saluran pernapasan akut yang dikenal dengan nama flu Arab atau flu unta. Penyakit ini ditularkan ke manusia melalui unta yang terinfeksi. Gejala MERS biasanya berupa demam, batuk, dan sesak napas. Gejala lain termasuk nyeri otot, diare, muntah, dan mual.

Beberapa orang yang terinfeksi virus ini hanya menunjukkan gejala ringan atau tidak menunjukkan gejala sama sekali. Biasanya mereka adalah orang-orang yang telah dites dan merupakan kontak dekat dengan kasus-kasus serius.

2. Meningitis meningokokus Meningitis meningokokus adalah infeksi serius pada lapisan tipis di sekitar otak dan sumsum tulang belakang, biasanya disebabkan oleh bakteri. Penyakit ini bisa berakibat fatal, dengan angka kematian hingga 50% jika tidak diobati.

Perpindahan sering terjadi pada saat pertemuan massal, seperti ibadah haji. Gejalanya meliputi leher kaku, demam tinggi, kepekaan terhadap cahaya, kebingungan, sakit kepala, dan muntah. Masa inkubasinya bisa berkisar antara 2 hingga 10 hari.

3. Polio Polio disebabkan oleh virus yang dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Gejalanya mirip flu, antara lain sakit tenggorokan, demam, kelelahan, mual, sakit kepala, dan sakit perut. Biasanya berlangsung 2 hingga 5 hari.

4. Ebola Ebola adalah penyakit serius yang disebabkan oleh virus. Gejala awal berupa demam tinggi, sakit kepala parah, sakit tenggorokan, nyeri otot, lemas, lelah, gatal-gatal, sakit perut, diare, dan muntah-muntah. Masa inkubasi bervariasi dari 2 hingga 21 hari.

5. Heatstroke Heatstroke terjadi ketika suhu tubuh meningkat di atas 104 derajat Fahrenheit (40 derajat Celcius), biasanya akibat aktivitas berlebihan dalam kondisi panas dan lembab.

Penyakit ini dapat mengancam jiwa dan menyebabkan kerusakan otak serta kegagalan organ. Gejalanya meliputi perubahan perilaku atau status mental, mual, muntah, ruam kulit, dan detak jantung yang cepat.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *