Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Bank Indonesia (BI) optimis nilai tukar rupiah akan terus menguat kuat hingga akhir tahun 2024. Hal ini tak lepas dari langkah BI yang menaikkan suku bunga acuan dan menggunakan alat mata uang ramah pasar untuk menarik minat investor. investor untuk mengucurkan uangnya ke pasar keuangan dalam negeri. BI mengungkap empat alasan rupiah menguat hingga Rp 15.800.

Data nilai tukar spot dolar BI Interbank Jakarta (Jisdor) menunjukkan nilai tukar rupiah Rp 16.094 per dolar AS pada Jumat (3 Mei 2024). Nilai tersebut secara konsolidasi dari posisi Kamis (5 Februari 2024) sebesar Rp 16.202 per dolar AS dan posisi Selasa (30 April 2024) sebesar Rp 16.276 per dolar AS.

BI yakin penguatan nilai tukar rupiah akan terus berlanjut mulai sekarang hingga akhir tahun. Penguatan berlanjut pada bulan depan dan ditargetkan Rp 16.000. BI yakin nilai tukar rupiah akan menguat ke 16.000 dan kemudian 15.800. kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam jumpa pers usai Rapat Umum Dewan Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) II Tahun 2024 yang berlangsung pada Jumat (3 Maret 2024).

Perry mengungkapkan, ada empat faktor yang mendorong penguatan nilai tukar rupee. Pertama, BI baru menaikkan suku bunga acuan BI-Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%. Sementara itu, suku bunga dasar simpanan meningkat sebesar 25 basis poin menjadi 5,5% dan suku bunga dasar pinjaman meningkat sebesar 25 basis poin menjadi 7% pada Rapat Direksi (RDG) Bank Indonesia pada tanggal 23 hingga 24 April 2024.

Menurut Perry, kenaikan suku bunga acuan akan meningkatkan daya tarik investor untuk berpartisipasi di pasar keuangan domestik. Selain itu, BI saat ini telah memiliki instrumen surat berharga Surat Berharga Rupiah (SRBI) dengan imbal hasil yang menarik.

“Dengan kenaikan ini, jika dibandingkan dengan selisih suku bunga di India, selisih suku bunganya lebih baik dibandingkan dengan India, sehingga (pasar keuangan Indonesia) menjadi menarik,” kata Perry.

Kedua, masuknya kembali modal asing ke pasar keuangan dalam negeri. Dana asing yang sebelumnya keluar dari SRBI kembali masuk ke SRBI sebesar Rp 4,5 triliun pada minggu keempat April.

Berdasarkan data perdagangan BI periode 29 April hingga 2 Mei 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik mencatatkan pembelian bersih Rp3,06 triliun, meliputi pembelian bersih di pasar SBN Rp3,75 triliun, penjualan bersih Rp2,27 triliun. triliun di pasar. bursa dan pembelian bersih SRBI sebesar Rp 1,58 triliun.

“Faktor kedua yang akan meningkatkan stabilitas dan memperkuat nilai tukar rupee adalah imbal hasil investasi portofolio, tidak hanya di SRBI,” kata Perry.

Ketiga, prospek perekonomian Indonesia yang baik, dengan resistensi yang kuat. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024 diperkirakan melebihi 5%. Sementara itu, inflasi pada tahun 2024 diperkirakan akan berada dalam sasaran sebesar 2,5±1%. Prospek perekonomian yang baik akan meningkatkan minat investor untuk mengucurkan dananya ke pasar keuangan domestik

Faktor keempat, komitmen BI dalam menjaga nilai tukar rupee dengan terus berkoordinasi dengan pemerintah dan KSSK, kata Perry.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *