Padang, prestasikaryamandiri.co.id – Kelompok Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Pertanian Pemerintah Kota (Pemkot) Padang menemukan 350 ekor sapi tidak layak untuk kurban tahun 2024. Hal itu diketahui setelah meninjau 60 tempat penampungan sapi.

Menurut Yoice Yuliani, Kepala Dinas Pertanian Kota Padang, akan dilakukan penyembelihan sebanyak 3.000 ekor sapi yang akan diawasi oleh Kelompok Keswan hingga perayaan Ibadah Suci bagian pertama tahun 2024.

“Pada Rabu (6/12/2024), sapi kurban yang diuji mencapai 2.650 ekor. Dari jumlah tersebut, 350 ekor ditemukan tidak layak dijadikan hewan kurban,” ujarnya, Kamis. (13/06/2024).

Yoice menjelaskan, 350 ekor sapi ini disebut tidak layak dijadikan hewan kurban karena kondisinya yang kurang baik, memiliki gigi, dan belum tumbuh cukup baik.

Oleh karena itu sapi uji yang cocok diberikan pada kandang atau diikat dengan tali pada kepala sapi. Oleh karena itu, sapi yang tidak memiliki berarti tidak layak dijadikan hewan kurban,” jelasnya.

Tujuan Yoice adalah untuk menertibkan hewan potong di wilayah Padang yang harus dihilangkan pada paruh pertama Idul Adha. Sejauh ini, tim Keswani belum menemukan adanya penyakit serius pada sapi, termasuk penyakit mulut dan kuku (PMK).

Hewan kurban harus memenuhi banyak persyaratan, terutama dari segi kesehatan. Sapi yang diekspor ke luar daerah harus mendapat surat keterangan kesehatan dari Negara Keswan.

“Di Padang banyak sapi yang berasal dari luar daerah untuk dikurbankan. Sapi yang datang ke Padang dan dijual sebagai hewan kurban harus memiliki surat resmi dari Keswan yang menyatakan bahwa sapi tersebut sehat,” ujarnya.

Seorang pedagang sapi di Padang, Irwan, mengaku menjadi pedagang sapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang memberikan sumbangan.

“Saya membeli sapi di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kondisinya sehat dan siap dijual sebagai hewan kurban karena Keswan Padang juga meninjaunya,” jelasnya.

Di sisi lain, Irvan mengatakan para pedagang sapi akan menghadapi permasalahan pada libur lebaran 2024, yakni menurunnya daya beli sapi kurban.

“Menurut perkiraan saya penurunan daya beli mencapai 15%,” ujarnya.

Diakuinya, pada tahun ini berbagai permasalahan menyebabkan menurunnya kemampuan membeli hewan kurban, salah satunya akibat bencana alam.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *