JAKARTA, prestasikaryamandiri.co.id – Bank Indonesia (BI) melaporkan tiga instrumen mata uang yakni Bank Rupiah Indonesia (SRBI), Bank Indonesia (SVBI), dan Bank Devisa Indonesia (SUVBI) laris manis. Pemasaran. Per 23 April 2024, posisi perangkat SRBI, SVBI, dan SUVBI masing-masing sebesar Rp393,66 triliun, US$1,89 miliar, dan US$334 juta.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pihaknya akan mengefektifkan SRBI, SVBI, dan SUVBI untuk memperkuat upaya pendalaman pasar uang dan aliran masuk modal asing ke dalam negeri, sehingga mendukung stabilitas nilai tukar.
BI juga terus mengoptimalkan strategi moneter “dukungan pasar” untuk memperkuat respon kebijakan moneter guna mengendalikan inflasi dan stabilitas nilai tukar rupee.
“BI akan terus mengefektifkan berbagai alat pendukung pasar, baik dari sisi volume maupun daya tarik imbal hasil, untuk mendorong lebih banyak aliran masuk portofolio,” kata Perry seperti dikutip, Kamis (25 April 2024).
Perry mengatakan penerbitan SRBI mendukung masuknya portofolio asing ke dalam negeri yang tercermin dari kepemilikan instrumen SRBI oleh nonresiden yang mencapai Rp71,55 triliun atau 18,18% dari total.
Suku bunga SRBI untuk penyewa 6, 9 dan 12 bulan pada 19 April 2024 tercatat masing-masing sebesar 6,81%, 6,82% dan 6,94%. Angka tersebut meningkat dari hasil lelang sebelumnya pada 22 Maret 2024 masing-masing sebesar 6,72%, 6,71%, dan 6,90% sehingga mendukung efektivitas SRBI sebagai instrumen moneter penunjang pasar.
“Pada saat yang sama, suku bunga perbankan masih tetap rendah yang dipengaruhi oleh kecukupan likuiditas perbankan, serta kebijakan transparansi suku bunga prime lending sehingga meningkatkan efisiensi suku bunga perbankan,” tutup Perry.