JAKARTA, prestasikaryamandiri.co.id – Idul Adha atau disebut juga Hari Raya Kurban merupakan hari raya Islam yang diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijjah.
Idul Adha disebut dengan ‘Idul Nahr’ yang berarti ‘Hari Raya Penyembelihan’, karena memperingati cobaan terberat Nabi Ibrahim.
Pada tanggal 10 Dzulhijjah, umat Islam yang menunaikan ibadah haji, khususnya Wukuf Arafah, mengenakan pakaian berwarna putih tanpa cacat yang disebut pakaian Ihram, yang melambangkan kesetaraan iman dan hidup.
Umat ββIslam di seluruh dunia merayakan upacara ini untuk memperingati ketaatan Nabi Ibrahim kepada Allah, yang tercatat dalam Al-Qur’an.
Peristiwa ini bermula ketika Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya Nabi Ismail sebagai tanda ketaatan dan takwa. Selain itu, perayaan tersebut juga merupakan penyemangat ekspresi diri dan penumbuhan keimanan, mengajarkan umat Islam untuk mensyukuri nikmat Allah dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.
Berikut 10 tradisi unik perayaan Idul Adha di berbagai negara.
1. Maroko Di Maroko, Idul Adha dikenal sebagai Idul Fitri dan dirayakan dengan penuh kemegahan oleh masyarakat Maroko. Perayaan diadakan selama tiga hari untuk merayakan hari besar ini. Salah satu tradisi unik yang dilakukan adalah pemasangan henna pada kedua tanduk hewan kurban yang dianggap sebagai pertanda baik dan dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan doa memohon keberkahan.
Seminggu sebelum festival, para petani dan penggembala menjual hewan kurbannya. Masyarakat bisa bersantai dan menikmati perayaan jika pemerintah juga membayar gaji mingguan di muka untuk memberikan kenyamanan finansial selama liburan.
2. Aljazair punya tradisi unik merayakan Idul Adha dengan mengenakan pakaian wol menyerupai kambing dan menghiasi wajah dengan berbagai gambar unik di Bouzlou Carnival.
Bersamaan dengan itu, mereka juga bersama-sama menghentikan aksi mogok makan. Masyarakat Aljazair sangat senang berkumpul, berbuka puasa bersama, dan melaksanakan ibadah khusyuk. Mereka juga memiliki menu khusus bernama surba yang biasa disantap bersama burek dan habz.
3. Kaukasus Kaukasus merupakan wilayah geografis di Eurasia yang dibatasi oleh Laut Kaspia di timur, Laut Hitam di barat, dan Samudera Mediterania di selatan. Ada beberapa negara di kawasan ini: Armenia, Azerbaijan, Georgia, Kazakhstan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.
Nama tradisi perayaan Kurban Bayram di negara-negara bule adalah kebangkitan ritual kurban setelah masa pelarangan agama pada masa rezim Soviet. Pada tahun 1995, pasar kurban mulai dibangun kembali untuk menghidupkan kembali praktik kurban di negara-negara bule.
4. Uni Emirat Arab. Perayaan Idul Adha di Tanah Air biasanya melibatkan masyarakat yang mendekorasi rumahnya dan memasang spanduk bertema Hari Raya Kurban. Mereka menikmati makanan seperti dudkh khurmo atau khurmo murni dan pemerintah memberlakukan libur tiga hari saat Idul Adha.
5. Mesir Idul Adha, disebut juga Idul Fitri di Mesir, lebih utama dari Idul Fitri. Hari tersebut biasanya dimulai secara tradisional dengan doa dan khotbah, diikuti dengan pertemuan keluarga besar.
Masyarakat Mesir biasanya mengawali perayaannya dengan salat Ied di masjid atau lapangan terbuka, dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban. Selain itu, mereka juga melakukan beberapa tradisi khusus: ziarah ke makam, ziarah ke rumah kerabat dan teman, memberikan uang dan balon kepada anak-anak.
Mereka juga menjalankan tradisi peninggalan seperti mengecat tangan dengan darah hewan kurban dan membuat coretan di dinding rumah atau mobil untuk mengusir rasa iri dan mengusir kesialan.
Selain itu, mereka juga menyajikan makanan khas bernama Al-Fitah dan Al-Raqaq yang berasal dari zaman Firaun dan biasanya disajikan pada hari-hari pertama Idul Adha.
6. Indiaiduladha, juga dikenal sebagai Bakar-Id di India, adalah festival yang dirayakan dengan penuh semangat dan kegembiraan. Tradisi ini bermula dari penyembelihan kambing atau kambing yang memperingati pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Pada hari istimewa ini, banyak umat Islam yang mengenakan pakaian baru dan menghadiri pertemuan doa umum. Mereka mungkin menyembelih seekor domba atau kambing dan membagi dagingnya kepada anggota keluarga, tetangga, dan orang miskin.
Banyak umat Islam yang merasa berkewajiban untuk memperbolehkan sesama umat Islam menikmati makanan berbahan dasar daging pada hari raya ini sebagai bentuk kurban dan pertukaran, melambangkan ketaatan Nabi Ibrahim as dan pengorbanan Ismael as.
7. Bangladesh Festival suci ini dikenal sebagai Kurbanir Iduladha atau Bakri Iduladha di Bangladesh dan dianggap sebagai acara dan perayaan keagamaan. Sebulan sebelum dimulainya festival, toko permen, toko suvenir, dan penjual kain menyediakan produk-produk yang dapat dinikmati oleh keluarga di seluruh negeri.
8. Kanada Asosiasi Muslim Kanada (MAC) menyelenggarakan festival Idul Adha yang meliputi wahana karnaval, pertunjukan, turnamen olahraga, dan berbagai masakan internasional.
Ribuan pemimpin dan pemimpin menghadiri acara tersebut dan banyak pemimpin politik menyampaikan salam mereka. Meskipun Idul Adha bukan hari libur nasional di Kanada, beberapa lembaga Islam mungkin tutup atau menawarkan layanan yang dikurangi, dan mungkin terdapat kemacetan lokal di sekitar masjid dan tempat upacara.
9. Inggris Perayaan Idul Adha di Inggris sering disebut dengan Idul Fitri Asin karena sebagian besar masakan yang disajikan memiliki rasa yang gurih. Setelah menyembelih hewan kurban, pihak masjid atau kelompok lain boleh makan bersama.
Hidangan populernya adalah Kebab, Haleem, dan Biryani. Seperti di negara lain, umat Islam di Inggris juga menyembelih hewan kurban sebagai simbol ketundukan dan pengorbanan. Hewan tersebut dibagikan kepada keluarga, tetangga dan masyarakat yang membutuhkan.
10. Muslim Iran di Iran menyembelih hewan kurban di rumah jagal terbuka, mirip dengan UEA. Ini merupakan bentuk penghormatan dan perayaan Idul Adha. Saat perayaan Idul Adha, umat Islam di Iran biasanya melakukan berbagai aktivitas seperti berkurban, berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW, serta berbuka puasa bersama keluarga dan sahabat.
Meskipun minoritas non-Muslim di Iran bukanlah Muslim, mereka juga berpartisipasi dalam perayaan Idul Adha dan mengikuti banyak kegiatan. Hal ini menunjukkan pemahaman dan toleransi masyarakat Iran terhadap keberagaman.