Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Sekitar sepuluh tahun lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memasukkan konstitusi negara dengan gagasan Indonesia. Salah satu fitur utamanya adalah transformasi digital yang bertujuan untuk menciptakan komunitas di seluruh pelosok tanah air.
Selama 10 tahun pemerintahan Jokowi, pengembangan media dan teknologi informasi berhasil dilakukan, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Diperkirakan pada tahun 2030, ekonomi digital Indonesia akan mencapai Rp5.522 miliar (US$366 miliar).
“Pertumbuhan pengguna internet menjadi faktor utama penggerak ekonomi digital Indonesia. Pada tahun 2030, diperkirakan ekonomi digital kita akan mencapai $366 miliar,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria segera.
Transformasi digital memiliki potensi besar. Dari sudut pandang bisnis, perekonomian berubah dengan sangat cepat. Dari sisi pemerintah, transformasi digital dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, mempercepat proses kerja, mencegah korupsi, dan mengurangi pajak.
Bagi masyarakat, transformasi digital membawa perbaikan pada layanan kesehatan dan pendidikan, memperluas partisipasi masyarakat, dan meningkatkan kesehatan. Dampak positifnya, pemrosesan digital bukan lagi sebuah pilihan atau kemewahan, namun sebuah kebutuhan untuk tetap kompetitif di era ini.
Salah satu pencapaian besar dekade ini adalah peningkatan kecepatan Internet. Dari kecepatan rata-rata 2,5 mbps pada tahun 2014, akan meningkat menjadi 25 mbps pada tahun 2024, peningkatan sepuluh kali lipat yang akan mengubah cara orang bekerja, belajar, dan berinteraksi.
Peningkatan kecepatan ini bertepatan dengan pertumbuhan penetrasi Internet di Indonesia. Data Kementerian Komunikasi dan Informatika pada bulan September 2024 menunjukkan bahwa penetrasi internet di Indonesia meningkat secara signifikan, dari 34,9% pada tahun 2014 menjadi 77,02% pada tahun 2024. Artinya, lebih dari tiga perempat masyarakat Indonesia kini memiliki akses terhadap internet.