Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Diabetes merupakan masalah yang terus menjangkiti banyak orang di seluruh dunia, dan jumlah penderitanya semakin meningkat setiap tahunnya.
Penyakit ini juga mempengaruhi kualitas hidup pengidapnya. Tidak hanya itu, banyak faktor seperti pola makan yang tidak sehat, gaya hidup yang kurang aktif, dan kecenderungan genetik berkontribusi signifikan terhadap perkembangan diabetes.
Kurangnya kesadaran akan gejala awal dan pentingnya pencegahan juga memperparah masalah ini. Perubahan gaya hidup sederhana, seperti menerapkan pola makan sehat, rutin berolahraga, dan menjaga berat badan ideal dapat membantu mencegah atau mengelola diabetes. Pemeriksaan kesehatan secara rutin juga penting untuk mendeteksi dini penyakit ini.
Berikut 10 perubahan fisik yang menjadi tanda serius gejala diabetes, dikutip dari Cleveland Clinic, Selasa (13/8/2024).
1. Rasa haus dan sering buang air kecil menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan. Hal ini terjadi karena ginjal berusaha mengeluarkan kelebihan gula melalui urin. Akibatnya, Anda akan merasa sangat haus dan harus sering buang air kecil.
2. Kelelahan Ekstrim Ketika tubuh tidak dapat menggunakan gula secara efektif sebagai sumber energi, Anda mungkin merasa sangat lelah dan lemah, meskipun Anda cukup istirahat. Hal ini karena sel-sel tubuh kekurangan energi yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik.
3. Penurunan berat badan Penurunan berat badan secara tiba-tiba, meski Anda makan lebih banyak, bisa menjadi tanda diabetes. Ini karena tubuh mulai membakar lemak untuk dijadikan energi, bukan gula, yang tidak dapat digunakan secara efektif.
4. Penglihatan kabur: Gula darah tinggi dapat mempengaruhi lensa mata dan menyebabkan gangguan penglihatan seperti penglihatan kabur. Kadar gula yang tidak terkontrol dapat menyebabkan perubahan bentuk lensa mata dan mempengaruhi fokus penglihatan.
5. Luka yang Sulit Disembuhkan Diabetes dapat mempengaruhi kemampuan tubuh dalam menyembuhkan luka dan infeksi. Kadar gula darah yang tinggi dapat memperlambat proses penyembuhan, sehingga luka membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh dan lebih rentan terhadap infeksi.
6. Kesemutan atau Mati Rasa Kerusakan saraf akibat diabetes yang disebut neuropati dapat menyebabkan kesemutan atau mati rasa pada tangan dan kaki. Sebab, gula darah yang tinggi merusak saraf kecil di anggota tubuh.
7. Kulit kering dan gatal bisa menjadi tanda buruknya kontrol gula darah. Terlalu banyak gula dalam darah dapat membuat kulit dehidrasi dan membuatnya kering serta gatal.
8. Sering terkena infeksi jamur lebih rentan terhadap infeksi jamur seperti infeksi jamur pada alat kelamin. Gula darah tinggi menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan jamur dan meningkatkan risiko infeksi berulang.
9. Nafas berbau aseton: Nafas yang berbau aseton (seperti bau buah) bisa menjadi tanda kadar gula darah sangat tinggi. Ini adalah tanda dari suatu kondisi yang dikenal sebagai ketoasidosis diabetik, di mana tubuh mulai memecah lemak untuk dijadikan energi dan menghasilkan aseton sebagai produk sampingannya.
10. Mati rasa pada kaki dan tangan Kerusakan saraf tepi yang sering terjadi pada penderita diabetes dapat menyebabkan mati rasa atau rasa tidak nyaman pada kaki dan tangan. Gejala tersebut disebabkan oleh kerusakan saraf akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol.
Jenis-Jenis Diabetes Yang Perlu Dipahami Diabetes Tipe 1 Diabetes tipe 1 merupakan jenis diabetes autoimun. Sistem kekebalan menyerang sel pankreas yang memproduksi insulin dan menghancurkannya. Akibatnya, tubuh tidak bisa memproduksi insulin sama sekali. Diabetes tipe 1 biasanya muncul pada anak-anak dan remaja, namun tidak menutup kemungkinan masih bisa menyerang orang dewasa.
Diabetes tipe 2 Pada diabetes tipe 2, tubuh tidak menggunakan insulin secara efektif (resistensi insulin) atau tidak memproduksi cukup insulin. Faktor risikonya antara lain obesitas, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik. Diabetes tipe 2 dapat dikontrol dengan perubahan gaya hidup, pengobatan, dan dalam beberapa kasus, insulin.
Diabetes gestasional: Diabetes ini biasanya terjadi selama kehamilan dan biasanya hilang setelah melahirkan. Namun, wanita yang mengalami diabetes gestasional mempunyai risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 di kemudian hari. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin selama kehamilan sehingga menyebabkan peningkatan gula darah.